Pada era digital yang semakin berkembang, olahraga elektronik atau eSport telah menjadi salah satu cabang olahraga yang paling diminati di Indonesia. Banyak pemain profesional yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar komputer atau perangkat gaming untuk meningkatkan kemampuan mereka. Namun, meskipun tidak terlihat seperti olahraga fisik yang biasanya menimbulkan cedera, eSport juga memiliki risiko cedera yang serius. Dari kelelahan mata hingga gangguan pada tulang belakang, para atlet eSport bisa mengalami berbagai jenis cedera yang memengaruhi kesehatan jangka panjang.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan fisik bagi atlet eSport mulai meningkat, terutama setelah banyak kasus cedera yang dilaporkan oleh para pemain profesional. Meski tidak melibatkan gerakan besar seperti olahraga konvensional, intensitas latihan dan penggunaan perangkat keras yang berulang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh. Oleh karena itu, penting bagi para atlet eSport untuk memahami jenis-jenis cedera yang umum terjadi serta cara mencegahnya agar tetap sehat dan optimal dalam berkompetisi.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lima jenis cedera yang paling umum dialami oleh atlet eSport, termasuk sindrom carpal tunnel, nyeri punggung, kelelahan mata, cedera siku, dan cedera jempol. Selain itu, kita juga akan melihat bagaimana para atlet bisa menjaga kesehatan mereka dengan bantuan dari spesialis medis dan langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Jenis-Jenis Cedera yang Umum Dialami Atlet eSport
1. Sindrom Carpal Tunnel (Nintendinitis)
Sindrom Carpal Tunnel adalah salah satu cedera yang paling umum terjadi pada atlet eSport. Cedera ini terjadi akibat tekanan pada saraf median yang berada di pergelangan tangan. Kondisi ini sering disebut sebagai Nintendinitis karena sering terjadi pada pemain yang menggunakan konsol Nintendo atau mouse dan keyboard secara berlebihan.
Gejala utama dari sindrom ini termasuk rasa kesemutan, mati rasa, dan nyeri pada tangan. Cedera ini bisa muncul akibat gerakan tangan yang berulang dan posisi pergelangan tangan yang tidak ergonomis. Untuk mencegahnya, atlet eSport disarankan untuk melakukan peregangan tangan secara rutin dan menggunakan peralatan yang sesuai dengan postur tubuh mereka.
Untuk informasi lebih lanjut tentang sindrom ini, Anda dapat mengunjungi situs GoodDoctor yang memberikan penjelasan lengkap mengenai gejala dan pencegahan sindrom carpal tunnel.
2. Nyeri Punggung
Banyak atlet eSport menghabiskan waktu berjam-jam dalam posisi duduk tanpa bergerak. Hal ini membuat otot-otot punggung dan leher rentan mengalami ketegangan dan nyeri. Nyeri punggung bisa terjadi karena kurangnya postur tubuh yang benar saat bermain game.
Untuk mencegah cedera ini, atlet eSport disarankan untuk menggunakan kursi gaming yang ergonomis dan melakukan peregangan ringan setiap beberapa jam. Selain itu, menjaga postur tubuh yang baik dan menghindari duduk terlalu lama juga sangat penting.
3. Kelelahan Mata (Eye Strain)
Kelelahan mata adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh atlet eSport. Intensitas penggunaan layar yang tinggi dapat menyebabkan mata lelah, kering, dan bahkan mengganggu penglihatan.
Cara mencegah kelelahan mata adalah dengan mengikuti aturan 20-20-20. Artinya, setiap 20 menit, lihat objek yang berjarak 20 kaki selama 20 detik. Selain itu, penggunaan layar dengan backlight yang sesuai dan pencahayaan ruangan yang cukup juga bisa membantu mencegah kelelahan mata.
4. Cedera Siku (Tennis Elbow)
Meski istilah “tennis elbow” sering dikaitkan dengan olahraga tenis, cedera ini juga bisa terjadi pada atlet eSport akibat gerakan tangan yang berulang dan terlalu keras. Cedera ini terjadi pada otot dan tendon di siku, menyebabkan nyeri dan sulitnya menggerakkan tangan.
Untuk mencegah cedera ini, atlet eSport harus memperhatikan ritme latihan dan menghindari penggunaan perangkat yang terlalu berat. Olahraga pemanasan dan peregangan juga bisa membantu mengurangi risiko cedera siku.
5. Cedera Jempol (Gamers Thumb)
Cedera jempol atau dikenal juga sebagai tenosinovitis adalah kondisi peradangan pada tendon ibu jari. Cedera ini sering terjadi pada atlet eSport yang terlalu sering menggunakan tombol game atau mouse.
Gejalanya termasuk nyeri, pembengkakan, dan kesulitan menggerakkan jempol. Untuk mencegahnya, atlet eSport disarankan untuk tidak menggunakan alat kontrol terlalu lama dan mengatur jadwal latihan secara seimbang.
Tips untuk Mencegah Cedera pada Atlet eSport
Selain memahami jenis-jenis cedera yang bisa terjadi, atlet eSport juga perlu mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Beberapa tips yang bisa diterapkan antara lain:
- Gunakan peralatan yang ergonomis dan sesuai dengan postur tubuh.
- Lakukan peregangan dan olahraga ringan setiap beberapa jam.
- Ikuti aturan 20-20-20 untuk mengurangi kelelahan mata.
- Hindari latihan terlalu lama tanpa istirahat.
- Konsultasi dengan dokter spesialis jika mengalami gejala cedera yang persisten.
Dengan mengikuti langkah-langkah pencegahan ini, atlet eSport bisa menjaga kesehatan tubuh mereka dan tetap optimal dalam berkompetisi.
Peran Dokter Spesialis dalam Penanganan Cedera eSport
Jika mengalami cedera yang serius, atlet eSport disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis. Di Indonesia, Royal Sports Medicine Center dan Royal Sports Performance Center adalah dua tempat yang menawarkan layanan khusus untuk atlet eSport.
Di Royal Sports Medicine Center, atlet bisa mendapatkan diagnosis dan pengobatan dari dokter spesialis ortopedi dan traumatologi. Sedangkan di Royal Sports Performance Center, atlet dapat memperoleh bantuan dari spesialis kedokteran olahraga untuk mengembalikan performa fisik mereka.
Salah satu dokter yang tersedia di Royal Sports Medicine Center adalah dr. Caleb Leonardo Halim, Sp.KO. Ia adalah spesialis kedokteran olahraga yang berpengalaman dalam menangani berbagai jenis cedera pada atlet.
Atlet eSport yang ingin melakukan konsultasi bisa langsung membuat janji melalui situs resmi Royal Sports Medicine Center. Dengan bantuan ahli medis, atlet bisa menjaga kesehatan dan tetap berprestasi dalam dunia eSport.


Komentar