Kabar Tren, Jambi, 15 November 2025 — Aktivis lingkungan muda Abdul Rauf, yang juga dikenal sebagai salah satu Green Ambassador Jambi, menyampaikan seruan resmi kepada seluruh elemen masyarakat untuk meningkatkan keterlibatan dalam isu perubahan iklim. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam sesi wawancara setelah mengikuti aksi “Kawal COP 30” yang digelar WALHI Jambi di Tugu Keris Siginjai, Kota Jambi.
Aksi tersebut digelar sebagai bentuk pengawalan publik terhadap agenda Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP 30) yang akan berlangsung di Brasil. Dengan mengusung pesan “Bumi Kembali Bersama Rakyat”, kegiatan ini menyoroti urgensi keberpihakan terhadap masyarakat kecil yang selama ini menjadi kelompok paling terdampak
dari degradasi lingkungan.
Dalam keterangannya, Abdul Rauf menegaskan bahwa isu iklim tidak boleh menjadi ruang eksklusif bagi institusi pemerintah atau organisasi lingkungan saja. “Sebagai Green Ambassador, saya ingin memastikan bahwa suara rakyat Jambi terdengar. Setiap elemen masyarakat baik pemuda, pelajar, komunitas seni, akademisi, hingga masyarakat adat memiliki tanggung jawab moral untuk bersuara. Krisis iklim tidak menunggu,
dan kita tidak boleh diam,” ujarnya.
Rauf menilai bahwa kontribusi masyarakat sipil dalam mengawal kebijakan iklim merupakan bagian penting untuk memastikan pemerintah dan pemangku kepentingan internasional menghadirkan kebijakan yang adil, transparan, dan berpihak pada kelompok rentan. Ia juga menekankan bahwa Jambi menghadapi tekanan serius akibat deforestasi, kebakaran hutan, dan konflik ruang hidup, sehingga suara daerah tidak boleh diabaikan dalam perundingan global.
Aksi tersebut diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat dan turut dimeriahkan oleh musisi lokal Jambi yang menghadirkan penampilan bertema lingkungan. WALHI Jambi menekankan bahwa konsolidasi publik menjelang COP 30 harus menjadi momentum memperkuat komitmen nasional terhadap perlindungan lingkungan hidup dan pemenuhan hak masyarakat yang
terdampak krisis iklim.
Menutup pernyataannya, Abdul Rauf menegaskan kembali urgensi gerakan kolektif. “Krisis iklim adalah persoalan bersama. Jika kita ingin perubahan, kita harus menjadi bagian dari tekanan publik. Suara masyarakat Jambi, suara Indonesia, harus sampai ke COP 30,” tegasnya.



Komentar