Nasional
Beranda » Berita » Misi Tempur Melawan Lapar di Dataran Gayo

Misi Tempur Melawan Lapar di Dataran Gayo

WhatsApp Image 2025-12-21 at 21.47.26 (1)

LHOKSEUMAWE – Bukan peluru yang dibawa seratus prajurit TNI dari Korem 011/Lilawangsa saat menyisir jalur maut menuju dataran tinggi Gayo, Minggu, 21 Desember 2025. Di atas jok motor mereka, terikat karung-karung beras seberat 25 kilogram. Inilah misi darurat untuk memecah isolasi pangan di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah yang lumpuh total akibat banjir dan longsor.

“Negara harus hadir. Kami memastikan tidak ada warga yang kelaparan hanya karena akses logistik terputus,” ujar Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian, Letnan Jenderal TNI (Purn) Irham Waroihan, saat melepas keberangkatan tim di Posko Lhokseumawe.

Otot Prajurit di Jalur Putus Lumpuhnya jalan raya utama membuat truk-truk logistik hanya bisa teronggok diam. Sebagai gantinya, otoritas militer mengerahkan 100 personel sepeda motor untuk menembus titik-titik terisolir. Strategi ini diambil karena hanya roda dua yang mampu merayap di sela-sela material longsor dan jalur tikus yang licin.

Kepala Staf Korem 011/Lilawangsa, Letnan Kolonel Inf Andi Ariyanto, menyebut operasi ini sebagai “misi kemanusiaan menembus batas”. Sebanyak 10 ton beras bantuan dari Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dibagi rata ke dua kabupaten terdampak. Tak cukup di darat, 8 ton beras tambahan disiagakan melalui jalur udara via Lanud Sultan Iskandar Muda sebagai cadangan darurat.

Peringatan Keras dari Ragunan Di balik aksi heroik di lapangan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengirim pesan pedas dari kantornya di Jakarta. Ia sadar, di balik setiap musibah, potensi penyelewengan bantuan sering kali mengintai. Amran pun memasang kuda-kuda pengawasan yang ketat.

Pegadaian Jakarta 2 Dorong Kesehatan Masyarakat Lewat Operasi Katarak

Ia memerintahkan tim Irjen Kementan dan Bapanas untuk mengawal setiap butir beras sejak keluar gudang hingga masuk ke dapur warga. Amran tak memberi ruang bagi makelar bantuan atau pejabat korup.

“Semua proses kami kawal ketat. Jika ada indikasi korupsi di Kementerian Pertanian, tolong laporkan. Bila terbukti, aku langsung pecat!” tegas Amran. Ultimatum ini menjadi sinyal bahwa pemerintah tak main-main dengan urusan perut rakyat di masa krisis.

Kolaborasi taktis antara Kementan, Bapanas, TNI, dan BNPB ini diharapkan mampu menambal kelangkaan pangan di Aceh sebelum infrastruktur utama pulih sepenuhnya. Bagi Amran dan jajarannya, musibah adalah ujian bagi integritas distribusi.

Pegadaian Kanwil IX Perluas Program Pembinaan UMKM Tingkatkan Daya Saing Wirausaha Lokal

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement